deniskick

Prabowo - Sandi Khianati Umat

Berikut ini sebuah tulisan dari Abah Dola MD, yaitu seorang Aktivis Anti Pengkhianat dan Penjilat. Selamat Menyimak dan Tercerahkan.

Saat Mahkamah Konstitusi RI mengumumkan Kemenangan Jokowi, maka Jokowi sudah mendapat Legalitas Kemenangan Dari MK. Namun Jokowi menyadari bahwa dirinya belum mendapatkan Legitimasi Dari Rakyat, karena dia tahu bahwa putusan MK tersebut, meminjam istilah IB HRS, adalah Justifikasi Kecurangan yang merupakan Legalisasi Kejahatan.

Saat HRS ditanya oleh jamaah Umroh tentang Prabowo - Sandi, beliau singkat menjawab : LUPAKAN ❗

Karenanya, Jokowi saat itu butuh pengakuan Prabowo - Sandi atas kemenangannya, supaya bisa mendapatkan Legitimasi dari Rakyat. Untuk itu Jokowi berjuang habis-habisan membujuk Prabowo - Sandi agar mengakuinya, dan Jokowi pun berhasil.

REKONSILIASI PRABOWO - JOKOWI

Prabowo - Sandi mengakui dan menerima kemenangan Jokowi, bahkan memberi ucapan selamat

Hanya saja Sandi masih malu-malu untukk bergabung dengan Rezim Jokowi, tapi diam-diam membantu Rezim via kawannya, Menteri BUMN Erick Tohir. Bahkan Sandi dan Erick kompak membela AHOK tatkala pengangkatan ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina diprotes oleh Aktivis 212 saat Aksi 21-2 Basmi Korupsi pada tgl 21 Februari 2020 di Jakarta.

Saat HRS ditanya oleh jamaah Umroh tentang Prabowo - Sandi, beliau singkat menjawab : LUPAKAN ❗

Bahkan Sandi terang-terangan serang Massa 212 demi membela ahok dan menyebut ahok sebagai sosok anti korupsi, padahal Fakta sebenarnya Anda dapat Lihat Di Link Ini dan Link Ini

Saat HRS ditanya oleh jamaah Umroh tentang Prabowo - Sandi, beliau singkat menjawab : LUPAKAN ❗

Sedangkan Prabowo tanpa malu-malu lagi langsung bergabung, sehingga Gerindra dapat jatah dua kursi di kementrian, yaitu :

  1. Menteri Pertahanan
  2. Menteri Kelautan.
Saat sudah menjadi Menhan RI Prabowo pun merangkul sejumlah pensiunan Jenderal yang selama ini vokal mengkritisi Jokowi untuk dijadikan Staf-nya, sehingga kevokalan para jenderal tersebut pun hilang lenyap bak ditelan bumi.

Di hadapan Sandi dan Pengurus Gerindra, Prabowo berdalih merapat ke Jokowi demi NKRI, dengan mengambil cerita Abraham Lincoln dan William Seward yang bersaing dalam Pilpres di Amerika Serikat Tahun 1860. Saat itu Lincoln menang, dia mengangkat lawan politiknya William Seward sebagai Menlu demi AS. Sandi dan Gerindra tersihir dengan cerita tersebut dan akhirnya menerima Rekonsiliasi Prabowo - Jokowi.



Amin Rais pun ikut tersihir. Akhirnya AR sekaligus main dua kaki. Di satu sisi tetap oposisi tetapi di lain sisi mendukung Rekonsiliasi Prabowo - Jokowi, dengan dalih Prabowo berjuang dari dalam dan Amin berjuang dari luar.

Namun Rakyat Cerdas mudah sekali membaca retorika politik busuk macam ini sebagai, sekali lagi meminjam istilah IB HRS, Politik Dagang Babi.


Tragedi Janji dan Harapan

Untuk menarik hati dan simpati, supaya Rekonsiliasi Prabowo - Jokowi mendapat dukungan rakyat, khususnya Umat Islam yang telah berjuang habis-habisan untuk memenangkan Prabowo - Sandi dengan spirit 411 dan 212, maka Prabowo dengan Gerindra-nya memberi harapan bahwa Rekonsiliasi tersebut untuk : 

  1. Pulangkan IB-HRS
  2. Bebaskan semua Pendukung yang dipenjara
  3. Serta keluarkan SP3 (Surat Penghentian Penyidikan Perkara) untuk semua Pendukung yang jadi tersangka karena dikriminalisasi.
Namun faktanya nol besar. Harap dicatat !! IB-HRS sampai saat ini masih tetap diasingkan oleh Rezim Zalim Jokowi.

Catat juga !! Tak satu pun tokoh pendukung Prabowo yang dibebaskan karena Rekonsiliasi, seperti Ust Alfian Tanjung, Jonru Ginting, Buni Yani, Ahmad Dhani, dan Setiardi OBOR, semuanya bebas karena memang sudah habis masa hukumannya, bukan karena Rekonsiliasi. Bahkan Habib Bahar Bin Smith sampai saat ini masih mendekam di penjara.

Jangan lupa !! lebih dari 500 pendukung Prabowo yang ditangkap saat Aksi 21-22 Mei 2019, mereka semua disiksa dengan dibekap atau dipukuli atau disetrum dan lain sebagainya bentuk-bentuk penyiksaan, selama dalam tahanan. Lalu sebagian besar mereka dilepas secara bertahap oleh polisi bukan karena Rekonsiliasi, tapi karena memang polisi tidak punya bukti sama sekali.

Dari mereka ada 156 orang yang dianggap cukup bukti oleh Polisi, semua kasusnya naik ke pengadilan, sehingga mereka semua divonis bersalah dan dihukum antara 4 sampai 7 bulan. Kini semua sudah bebas bukan karena Rekonsiliasi, tapi karena sudah selesai masa hukumannya.

Masih ada sederetan pendukung Prabowo yang dikriminalisasi bahkan dimakarisasi dengan dijadikan tersangka, tak satu pun di SP3 kasusnya, seperti UBN dan UMK serta lainnnya.

Tragisnya, pendukung setia Prabowo dan kawan lamanya, Mayjen (Purn) Kivlan Zein, kasusnya alih-alih di SP3, justru malah dinaikkan ke pengadilan, sehingga kini duduk di kursi pesakitan pengadilan. Kini kondisinya sangat mengenaskan, dalamm keadaan sakit terus berjuang sendirian tanpa bantuan Prabowo dalam menghadapi pengadilan.

Lebih Tragis lagi, info valid dan akurat yang kami dapat bahwa Rezim Jokowi telah memanfaatkan Prabowo dan Gerindra-nya untuk membujuk dengan kompensasi ratusan juta rupiah, setiap keluarga dari sepuluh (10) Mujahid Pilpres 2019 yang dibantai Brimob secara Sadis dan Biadab agar Tidak Menuntut.

Yang lebih Menjijikkan lagi, pihak Prabowo dan Gerindra membangun OPINI bahwa mereka telah membantu habis-habisan para pendukungnya tersebut, bahkan sebar HOAX bahwa mereka dibebaskan oleh Prabowo dan Gerindra-nya.

BELAJAR REKONSILIASI DARI BJ. HABIBI

Belajarlah saat BJ. Habibi naik jadi Presiden RI ke-3, beliau telah dapat Legalitas dari Mahkamah Agung RI, tapi belum dapat legitimasi dari rakyat, sehingga beliau mengumpulkan Habaib dan Ulama serta Tokoh Ormas Islam untuk minta bantuan dukungan. Akhirnya para Tokoh mendukung dengan sejumlah syarat, salah satunya adalah Pembebasan Semua Tahanan Politik yang dipenjaran Soeharto tanpa syarat. Habibi menerima syarat tersebut dan memenuhi janjinya, semua Tapol seperti AM Fatwa, KH Abdulqodir Jailani, Ust Timsar Jubil dan Hb Husein Al-Habsyi, dibebaskan tanpa syarat.

Termasuk Tokoh PKI dan Kiri, ketiban untung juga, seperti Pramudya Ananta Toer, Budiman Sujatmiko dan Mukhtar Pakpahan juga ikut dibebaskan.

Padahal di antara mereka yang dibebaskan tanpa syarat ada yang vonisnya 20 tahun penjara dan seumur hidup hingga Hukuman Mati.

Bandingkan saja : Rekonsiliasi Habibi dan Ulama bisa bebaskan semua Tahanan Politik tanpa syarat, sampai yg Vonis Mati pun bisa bebas. Sedang Rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo - Sandi tak satu pun Pendukung PS yang dibebaskan, bahkan yang vonis bulanan saja tidak bisa bebas.

Pertanyaannya : Prabowo - Sandi lemah dalam negosiasi bela pendukung, atau memang tidak peduli sama sekali ⁉

Apa pun jawabnya tetap saja Rekonsiliasi tersebut menjadi Pengkhianatan Prabowo - Sandi yang sangat memalukan sekaligus menjijikan dalam Sejarah Politik Indonesia.

Sikap Habib Rizieq Terhadap Rekonsiliasi Prabowo -Jokowi

Terkait Rekonsiliasi Prabowo - Jokowi, IB-HRS hingga saat ini tetap berpegang kepada Hasil Keputusan Ijtima Ulama 4 yang point pertamanya dengan tegas menyatakan : Menolak kekuasaan siapa pun yang berdiri atas dasar kecurangan dan kezaliman, serta menjaga jarak dengan kekuasaan tersebut.

Tatkala kami menghadiri Majelis Dhuyufirrohman di kediaman IB-HRS di Mekkah, saat beliau ditanya oleh jama'ah Umroh tentang Prabowo - Sandi, beliau singkat menjawab : LUPAKAN ❗

Dan beliau juga melarang jamaah untuk berpose foto dengan Satu Jari Wiwi atau pun Dua Jari Wowo, sambil seraya berkata : WIWI dan WOWO sudah selesai.

Beliau selalu mengajak para tamu saat foto untuk berpose dengan Tasybik yaitu bergandeng tangan sambil memasukkan jari jemari beliau dengan tamu, sementara tangan lainnya mengepal sebagai tanda Perlawanan Terhadap Rezim Curang, Korup dan Zalim.

Berdasarkan info yang kami kumpulkan di Mekkah, ternyata Prabowo sebelum mau pun sesudah Rekonsiliasi dengan Jokowi Tidak Pernah Komunikasi dengan IB-HRS. Bahkan sejak Putusan MK memenangkan Jokowi hingga hari ini Prabowo tidak pernah kontak IB-HRS.

Jadi, issue yang disebar oleh para pendukung Rekonsiliasi bahwa Prabowo sudah konsultasi dengan IB-HRS dan sudah mendapat restu untuk Rekonsiliasi adalah HOAX dan BOHONG BESAR.

Fakta Tentang Anis Dan Sandi Di Mekkah.

Sementara Sandi punya cerita lain. Pasca kemenangannya di Pilkada Jakarta Tahun 2017 lalu, Sandi pernah Umroh. Saat Sandiaga Uno di Mekkah, sama sekali tidak pernah mampir ber-silaturrahmi ke IB-HRS, sedang Anis Baswedan pasca kemenangan di Pilkada Jakarta tahun 2017 sempat mampir, bahkan sempat bincang panjang di kediaman IB-HRS, walau tanpa publikasi.

Dan saat menjelang Pilpres 2019, Sandi kembali Umroh, juga tidak pernah mampir ber-silaturrahim ke IB-HRS. Padahal, baik di Pilkada Jakarta 2017 mau pun Pilpres 2019, IB-HRS bersama FPI nya dan GNPF Ulama serta PA 212 yang dibinanya, telah habis-habisan memperjuangkan pemenangannya dengan segala resiko yang dialaminya.

Namun demikian, setahu kami IB-HRS tidak pernah mengeluh atau pun ambil pusing soal itu. Hanya saja orang-orang pilihan di sekitar IB-HRS yang biasa disebut Ahbaab, menutup pintu rapat-rapat bagi para pengkhianat yang mau jumpa IB-HRS.

Sebelum mau pun sesudah Pilpres 2019, sejumlah Tokoh Nasional yang diidentifikasi sebagai Pengkhianat Umat hendak jumpa IB-HRS, namun dicegah oleh para Ahbaab tersebut.

Oleh karena itu semua, kami tidak pernah ragu menyatakan bahwa Prabowo dan Sandi sudah mengkhianati umat. Semoga mereka sadar dan taubat.

Baca Juga :

Prabowo Dan Gerindra Berkhianat, FPI Putuskan Hubungan Dengan Prabowo

Prabowo Gerindra Dukung Politik Dinasti Jokowi

Prabowo Khianati Rakyat

Related

Politik 4571783642337954217

Posting Komentar Default Comments Disqus Comments

Dilarang Keras Asbun Atau Kentut Di Sini !!! Maaf, Komentar Asbun atau Kentut Akan Admin Hapus !!!

emo-but-icon

Terbaru

Terpopuler

Komentar

Thank You


Terima Kasih Atas Kunjungan Anda. Jangan Lupa Tinggalkan Komentar

CARI DI SINI

item